Minggu, 02 September 2018

Kamu dan Malamku

Tak mengapa sakit
Berdarah pun tak kan membuatmu mati
Mati urusan Tuhan dan malaikat-Nya
Sakit, itu urusanmu

Urusanmu untuk bangkit
Urus hatimu agar tetap kuat
Urus kepalamu agar tetap tegak
Urus kakimu agar tetap berderap

Jangan mundur meski layar tak lagi terkembang
Aku tak akan bersumpah serapah manis nan muluk
Bahwa aku akan selalu disampingmu
Yang kutawarkan hanya kata-kata

Beberapa kata yang kurangkai disaat gelap itu datang
Tak perlu engkau tau apa yang akan kuucapkan
Cukup aku dan Tuhan yang tau
Seberapa pentingnya engkau kusebut dalam doa


Senin, 02 Juli 2018

Sejarah

Luka mengajarkan ia rasa sakit, tapi tidak untuk bangkit
Senyum mengajarkan ia rasa bahagia, tapi tidak untuk bersama
Kenapa nestapa itu selalu dipelihara?
Katanya biar tak lupa sejarah

Sejarah mengajarkan ia luka
Disaat sebelumnya memberikan sejuta senyuman
Apa salah sejarah?
Dia bukan untuk diingat, hanya sebagai torehan
Agar ia tau, tak perlu menyalahkan sejarah atas rasa sakit yg ia dapat
Dan berterimakasihlah atas senyum yang didapat
Dengan begitu, bisa saja lukalah yang membuatnya bangkit
Hingga bisa tersenyum bersama
Mengulang sejarah

Minggu, 18 Februari 2018

Ketika Dulu

Yang katanya cinta kamu pakai sangat
Yang katanya butuh kamu sekarang dan selamanya
Yang katanya sayang kamu dan peduli bahkan untuk hal bodoh sekalipun
Yang katanya pernah tertuang dalam tindakan

Sekarang, lihatlah ...
Poros pesonamu ikut berputar
Yang katanya hanya tinggal kata-kata
Dan tindakannya pun tak lebih dari kata
Katanya "Itu dulu..."

Lalu, mengapa masih susah untuk beranjak dari masa lalu?
Padahal dia sudah tak lagi di ruang masa lalumu
Dan engkau masih saja terperangkap
Sebenarnya bukan terperangkap kurasa
Ada celah yang tak terlihat
Dalam kotak yang tertutup rapat bernama kenangan

Duhai hati, coba beri kesempatan sekali saja
Barangkali celah itu, yang selama ini kau acuhkan
Disitulah masa depanmu berada
Cita-cita yang telah engkau goreskan
Dan celah tanpa ruang untuk masa lalu

Sabtu, 27 Januari 2018

Orang Bijak

Orang bijak berkata, apa gunanya bersedih?
Sedih hanya akan menghancurkan jiwa
Merusak semua

Orang bijak berkata, apa gunanya resah dan segala gundah gulana itu masih saja kau pelihara
Perlahan akan menggiringmu pada keputusasaan

Orang bijak tak akan lagi berkata
Hidup cuma sekali,
Ya...hidup hanya sekali, akupun tau itu

Orang bijak akan berkata,
Dan hanya kesedihan yang merusak semuanya
Ketika segala resah menggiringmu pada keputusasaan
Pada hidup yang hanya sekejap mata ini
Beri aku kesempatan, untuk menjadi orang bijak itu