Jumat, 22 Juli 2016

Ketika Mata Bicara

Hari ini banyak mata yang bermain makna
Mengerling selantang-lantangnya
Seolah suara kita didengar Tuhan
Tak ada lagi lidah yang suka menusuk relung kalbu
Oleh karena suatu kata
Ia mati rasa hingga tak lagi bernyawa
Kini kita, hanya punya isyarat sebagai penghantar rasa
Jika itu adanya, bagiku sungguh tak mengapa
Karena hanya dari tatapan dan akupun tau
Bagaimana hatimu telah lama mati dan tak mau bicara
Ia selalu bercermin dikedua bola mataku
Setiap kali kau bertutur
Bagaimana sejarah telah menenggalamkanku dalam kesedihan yang tak berujung

Sabtu, 16 Juli 2016

Sendu Kita

Ada sedih yang bergelayut dikantong mata
Entah mengapa memanggil haru biru untuk beradu padu
Jika tawa adalah penawar, bolehkah kupinta satu saja?
Agar hati ini tak mudah risau tanpa sebab
Jika harus ada yang mengalir dari mata malam ini
Bolehkah kumohonkan satu saja permintaan
Berikan aku satu musabab saja
Kenapa sendu selalu menjadi teman hidupku
Dan tatkala riang datang nanti
Tolong enyahkah sendu ini ke dasar samudera kita
Karena sendu ini adalah milik kita berdua
Manakala engkau menjauh dan harapan yang selalu kugantung sama jauhnya